Friday, September 13, 2013

LAPORAN PENDAHULUAN ILEUS OBSTRUKTIF




BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN ILEUS OBSTRUKTIF


Logo



DISUSUN OLEH:
BAYU NURWANTORO
A01001334


PRODI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2013

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN ILEUS OBSTRUKTIF

A.    PENGERTIAN
Ileus Obstruksi adalah gangguan pasase isi usus secara normal ke rektum karena hambatan ekstrinsik atau intrinsik, baik pada usus kecil maupun pada usus besar (Abdus Sjukur, 1994).
Ileus Obstruksi adalah usus mengalami gangguan pengosongan isi oleh karena ada sumbatan pada usus ( Buku Mata Kuliah, 2003).
Menurut letak sumbatannya maka ileus obstruksi dibagi menjadi dua :
1.       Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus
Pada obstruksi usus halus dapat di sebabkan oleh perlekatan usus, hernia, neoplasma, intususepsi (melipatnya bagian suatu alat ke dalam bagian yang lain, volvulus, benda asing, batu empedu yang masuk ke usus melalui fistula kolesisenterik, penyakit radang usus (inflammatory bowel disease), steiktur, fibrokistik dan hematoma.
2.       Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar
Kira-kira 15 % obstruksi usus terjadi di usus besar. Obstruksi dapat terjadi di setiap bagian kolor terapi paling sering di sigmoid. Penyebabnya adalah karsinoma, volvulus, kelainan di vertikular, inflamasi, tumor jinak, impkasi fekal atau pemadatan dan lain-lain.
B.     PENYEBAB
-          Perletakan-perletakan pada usus            Streng Ileus.
-          Adanya tumor, Ascariasis atau penyakit karena infeksi cacing gelang.
-          Hernia tercepit            Hernia incar cerata.
-          Invaginasi atau melipatnya bagian suatu alat ke dalam bagian yang lain.
-          Puntiran segmen usus             Volvulus.

C.     MANIFESTASI KLINIK
-          Tidak bisa BAB dan flatus
-          Muntah-muntah
-          Keluhan pasien didahului oleh karena nyeri perut hilang timbul.
-          Kembung (Meteorismus)
D.    ANATOMI FISIOLOGI
Obstruksi usus menyebabkan rektif hiperperistaltik (gerakan meliuk-liuk saluran cerna yang meningkat), distensi lumen usus oleh gas dan cairan dan pertumbuhan kuman-kuman. Dan terjadi kolik atau distensi(tindakan meregangkan) sehingga menjadi obstruksi proksinal muntah terjadi lebih dini, sedang pada obstruksi distal muntah terjadi lebih lambat. Dan obstruksi disertai dengan strangulasi (tercepit) sehingga terjadi nyeri hebat yang terlokalisir dan gangguan eliminasi alvi. Dan dilakukan tindakan medis (laparotomi) sehingga timbul gangguan rasa nyaman nyeri dan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi akibat dari anoreksia

E.       PATOFISIOLOGI
 














F.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.  Foto polos abdomen (BOF) dengan posisi tegak atau lateral dekubitus tampak distensi usus proksimal dari hambatan dan fenomena anak tangga.
Pada volvulus sigmoid tampak sigmoid yang distensi berbentuk U yang terbalik dan dapat juga di dapatkan :
a.       Gambaran usus melebar (Darm Courtur)
b.       Gambaran seperti duri ikan
c.       Gambaran seperti anak tangga (Air Fluid Level)
2. Pada dugaan tumor kolor dapat di buat foto barium enema.

G.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan Hiperperistaltik.
2.      Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan mual muntah dan intake yang tidak adekuat.
3.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi

H.    FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN
1.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan Hiperperistaltik.
INTERVENSI
1.       Kaji hal yang menyebabkan nyeri
2.       Jelaskan pada Kx tentang penyebab nyeri yang dialami
3.       Catat petunjuk non verbal misal gelisah, berhati-hati dengan abdomen, menarik dairi dan depresi
4.       Beri posisi yang nyaman dan lingkungan yang tenang
5.       Observasi distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan TB

2.      Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan mual muntah dan intake yang tidak adekuat.
INTERVENSI
1.      Timbang berat badan tiap hari
2.       Dorong tirah baring atau pembatasan aktifitas selama fase sakit akut
3.       Anjurkan istirahat sebelum makan
4.       Auskultasi bising usus, catat bunyi tidak ada / hiperaktif
5.       Berikan kebersihan oral

3.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
INTERVENSI
1.       Tentukan persepsi pasien tentang proses penyakit
2.       Kaji ulang proses penyakit, penyebab hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifitaskan cara menyrynkan faktor pendukung
3.       Ajurkan untuk menghentikan merokok
4.       Beri penjelasan kepada Kx sebab dan akibat ileus obstruksi

I.       PENATALAKSANAAN
1.      Dekompresi dengan pipa lambung.
2.      Pemasangan infus untuk koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit juga keseimbangan asam basa.
3.      koreksi bedah
4.      Tindakan bedah yang di lakukan sesuai dengan kelainan patologinya
5.      Antibiotika profilaksis atau terapeutik tergantung proses patologi penyebabnya.


















J.       DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ramli, Med, Dr. 2000. Kamus Kedokteran, Djambatan Jakarta
Doengoes, Marilynn E, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. Jakarta
Sjukur, Abdus, 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi, FKUI. Surabaya
Efendi, Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan, EGC. Jakarta
Tucker, Susan Martin, 1998. Standar Perawatan Pasien. EGC. Jakarta










No comments:

Post a Comment